Akhir tahun merupakan waktu yang tepat untuk melihat kembali perkembangan prestasi yang telah kita torehkan selama satu tahun terakhir khususnya dan sebagai refleksi kita apakah sudah tercapai apa yang kita inginkan sampai dengan saat ini. Hal ini digunakan sebagai landasan untuk melangkahkan kaki pada pijakan selanjutnya sehingga apa yang menjadi tujuan kita dalam hidup ini makin mendekati kenyataan.
Selama satu tahun terakhir banyak peristiwa yang terjadi di tanah air baik peristiwa sosial maupun alam. Pemilu langsung presiden dan legislatif yang memakan waktu cukup lama sehingga terjadi polarisasi dalam masyarakat sempat memanas dan mengancam persatuan bangsa. Perubahan beberapa undang-undang yang menyebabkan gelombang unjuk rasa tak berkesudahan turut juga memanaskan jagat masyarakat Indonesia. Peristiwa politik yang lain adalah saat perebutan jabatan publik yang sebagian menguak luka lama. Peristiwa korupsi di BUMN serta menghangatnya lembaga anti korupsi dan dewan pengawasnya mewarnai pertengahan sampai akhir tahun. Kejadian di Papua menjelang pertemuan tahunan Perserikatan Bangsa Bangsa juga sempat pada tingkat yang mengkhawatirkan. Banyak pembakaran dan perusakan fasilitas publik bahkan sampai ada dokter yang terbunuh dalam kerusuhan itu. Di sisi lain, kebakaran hutan dan lahan selama beberapa bulan menyesakkan saudara-saudara kita yang tinggal di Sumatera dan Kalimantan. Panas yang membakar, udara pengap, dan tidak adanya radiasi matahari yang sampai ke permukaan bumi menyebabkan psikologis masyarakat sangat terganggu. Putus asa, apatis, dan kemarahan yang terpendam mengharubiru setiap aktivitas masyarakat di sana. Berharap kepada pemerintah untuk segera keluar dari kungkungan masalah tersebut juga tidak mungkin mengingat kondisi alam memang sangat memungkinkan kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terjadi. Musim kemarau, Dipole mode positif dan El Nino menyebabkan kekeringan terjadi, ditambah lagi upaya perseorangan dan lembaga swasta yang turut berkontribusi dalam memantik terjadinya api. Kesadaran warga negara terhadap lingkungan sepertinya jalan di tempat karena kejadian yang kurang lebih sama berulang, seperti tahun 2016 yang lalu. Berbagai upaya juga telah dilakukan dan akhirnya kembali alam lah yang menyelesaikan semuanya dengan datangnya musim hujan.
Tak lupa wacana perpindahan ibukota ke Kalimantan Timur juga benar-benar akan direalisasikan. Hasil sayembara master plan calon ibukota sudah diumumkan dan persiapan di lapangan sudah jauh-jauh hari dimulai. Jadi, apa yang ditunggu?? Let's see!
Peristiwa-peristiwa merugikan yang semestinya segera ditangani dan diselesaikan dalam waktu dekat ini membutuhkan perhatian khusus dan sungguh-sungguh dari semua pihak. Saatnya untuk berkaca dan mematut diri agar kinerja kita semua meningkat dan terencana, terarah, terorganisasi, tertata dan fokus di waktu mendatang. Mari kita menggapai asa agar negeri ini makin makmur dan berkeadilan sosial sesuai amanat Pancasila dan Pembukaan UUD 1945.